PIKIRAN YANG SALAH

#02

( arti membeli dan memberi )

Suatu ketika saya sempat berpikir tentang sesuatu yang konyol. Ya, saya berpendapat bahwa pikiran saya ini konyol. Karena pada dasarnya, tidak semua manusia atau bahkan makhluk hidup di dunia berpikiran seperti saya.
   Saya berpikir tentang bagaimana ketika saya membeli sesuatu entah itu makanan, minuman, pakaian atau mainan dan apapun yang ada di muka bumi ini yang diperjualbelikan bukan untuk kita nikmati ? Tetapi bukan pula untuk kita buang atau kita simpan.
   Saya memiliki pikiran bagaimana saya ketika membeli suatu makanan yang tidak pernah saya sukai dan atau belum pernah saya makan sama sekali hanya karena terdorong rasa ingin membantu ? Lalu pertanyaan saya muncul dari otak. Lantas itu makanannya buat apa kalau saya beli tetapi yidak untuk dimakan ?
   Saya berpikir keras tentang hal itu. Hingga pada akhirnya saya berpikir bagaimana jika saya estafet makanan tersebut kepada seseorang yang sedang lebih membutuhkan makanan itu daripada saya ? Apakah itu mubazir ? Saya merasa tidak. Karena saya beranggapan bahwa saya tidak membuang makanan secara percuma. Saya berniat membantu seseorang yang menurut saya jauh lebih membutuhkan terhadap saya tanpa saya mengajarkan dan membenarkan orang lain untuk menjadi pengemis.
   Saya menilai apa yang saya lakukan bukanlah suatu kebaikan. Tetapi suatu kesalahan yang menurut saya kenapa tidak saya teruskan apabila memang tidak merugikan dan mengganggu hidup orang lain ? Dan satu hal lagi, saya begitu ingin menguji bagaimana respon saya terhadap makhluk lain yang sama - sama sebagai ciptaanNYA.
   Mengapa saya menilai bahwa apa yang saya lakukan ini adalah sebuah kesalahan ? Karena pada dasarnya semuanya pasti berpikir bagaimana nasib kita apabila kita memberikan perhatian pada nasib hidup orang lain ? Manusiawi juga apabila pikiran itu berkembang hingga pada akhirnya hampir sebagian orang malas untuk berpikir salah seperti itu. Sebenarnya beberapa orang bukan malas untuk berpikir salah. Tetapi mereka melupakan bahwa tanpa kita memikirkan nasib kita. Masih ada tuhan yang memberikan kita jalan untuk mengubah nasib kita masing - masing. Melalui apa ?
   Yang pertama. Melalui orang tua kita masing - masing. Jarang atau bahkan tak pernah berpikir tentang peran orang tua kita pada dewasa ini. Tanpa sadar, kita masih bernafas hingga saat ini, kita masih mampu melakukan hal - hal di luar batas kemampuan kita, itu semua adalah sebagian doa dari orang tua kita yng dikabulkan tuhan.
   Lalu yang kedua. Melalui setiap usaha - usaha yang kita lakukan. Percayalah bahwa tidak ada hasil yang menghianati usaha. Bukan berarti ketika kita gagal kita tidak sedang melakukan usaha. Tetapi memang butuh usaha yang lebih dari sekedar yang kita lakukan. Cara lain untuk memaafkan diri sendiri ketika kita mengalami kegagalan adalah dengan berpikir bahwa dibalik kegagalan kita bisa dipastikan kita mendapat satu pengalaman dari setiap kegagalan yang kita terima.
   Dan yang ketiga. Melalui sikap kita terhadap setiap makhluk hidup lain yang tinggal di muka bumi ini. Tak pernah ada yang tahu ketika saat ini kita dapat membeli sesuatu seharga Rp 5.000,- sang penjual tengah berdoa dan mengaduh kepada tuhan untuk memberikan sesuatu yang terbaik buat kita. Dan tidak ada yang membayangkan bahwa setiap pemberian kita yang tak pernah bisa dibalas oleh orang lain meskipun itu hanya senilai Rp 500,- mereka berdoa kepada tuhan.
   Jangan pernah takut berpikir salah jika salah itu membawa kebaikan bagi makhluk lain. Kita tidak pernah tahu sebesar apa pertolongan kita bagi manusia lain. Meskipun itu kecil bagi kita.
   Jangan takut berpikir salah. Yang perlu kita hindari adalah berbuat kesalahan dan merugikan orang lain. Itu aja...

Komentar